Bursa Asia Menguat Konsisten Didukung Euforia Teknologi AI Global

Selasa, 23 September 2025 | 09:44:55 WIB
Bursa Asia Menguat Konsisten Didukung Euforia Teknologi AI Global

JAKARTA - Pasar saham Asia terus menunjukkan tren penguatan yang kian solid.

Dorongan terbesar datang dari optimisme investor terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang mengalirkan dana besar ke sektor teknologi. Sentimen ini juga menular ke bursa Amerika Serikat dan Eropa.

Di sisi lain, ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan di Amerika Serikat menjadi faktor pendorong reli harga emas hingga menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. Lonjakan ini mencerminkan kuatnya minat investor terhadap instrumen lindung nilai.

Indeks saham di Wall Street mencetak rekor setelah Nvidia mengumumkan rencana investasi hingga US$100 miliar ke OpenAI. Perangkat pusat data pertama dijadwalkan meluncur pada paruh kedua 2026.

“Dengan teknologi dan AI di AS yang sedang panas, hanya ada kejutan besar yang bisa menghentikan arus positif yang menjadi motor Oracle, Apple, Nvidia, Tesla, serta beberapa pemain perangkat keras,” ujar Chris Weston, Head of Research di Pepperstone.

Weston menambahkan bahwa selain saham teknologi, emas juga semakin diminati. Investor memanfaatkan logam mulia tersebut sebagai aset lindung nilai dengan momentum yang sama kuatnya.

Harga emas kini menyentuh rekor baru di US$3.755,47 per troy ounce, naik hampir 9% sepanjang September. Kenaikan ini sekaligus mempertegas pergeseran strategi investor ke aset yang dianggap lebih aman.

Dorongan Euforia Teknologi pada Bursa Asia

Penguatan bursa Asia didukung terutama oleh saham-saham semikonduktor. Bursa Korea Selatan mencatat kenaikan 0,2% setelah melonjak hampir 9% sepanjang bulan ini. Sementara itu, indeks Nikkei Jepang libur perdagangan, tetapi sudah menguat 6,5% sejak awal September.

Bursa Taiwan turut mencatat kenaikan hampir 7%. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3%, setara kenaikan bulanan 5,5%. Saham unggulan China (blue chips) hanya bertambah tipis 0,1%, menunjukkan perbedaan kekuatan momentum antar kawasan.

Di bursa Eropa, reli teknologi belum begitu menonjol. Eurostoxx 50 futures naik 0,1%, FTSE Inggris menguat 0,1%, dan DAX Jerman bertambah 0,2%. Sementara itu, futures S&P 500 dan Nasdaq di AS bergerak mendatar setelah mencetak rekor pada sesi sebelumnya. Pasar terlihat menunggu katalis baru.

Optimisme terhadap AI menjadi bahan bakar utama yang menjaga pasar saham Asia tetap menarik bagi investor global. Dengan sentimen positif yang konsisten, potensi reli masih terbuka.

Pasar Global Tunggu Arah Kebijakan The Fed

Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menjadi kunci pergerakan aset global. Setelah memangkas 25 basis poin pekan lalu, pasar menilai peluang besar untuk pemangkasan lanjutan di bulan Oktober dan Desember.

Data CME FedWatch menunjukkan probabilitas 90% untuk penurunan suku bunga 25 bps di Oktober dan 75% untuk pemangkasan lanjutan pada Desember. Sentimen ini mendorong optimisme, meski arah kebijakan belum sepenuhnya jelas.

Beberapa pejabat Fed mengirimkan sinyal berbeda. Gubernur baru, Stephen Miran, menyerukan penurunan agresif, sementara tiga pejabat lainnya menekankan perlunya kehati-hatian terkait risiko inflasi.

Ketua The Fed, Jerome Powell, dijadwalkan menyampaikan pandangan ekonomi serta menjawab pertanyaan publik. Pernyataannya menjadi perhatian utama pasar untuk mengukur arah kebijakan berikutnya.

Ketidakpastian arah kebijakan membuat pelaku pasar lebih berhati-hati, meski tetap menaruh harapan pada penurunan suku bunga sebagai stimulus ekonomi global.

Mata Uang, Obligasi, dan Komoditas Ikut Bergerak

Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS melemah seiring ekspektasi suku bunga jangka pendek lebih rendah. Pasar juga bersiap menghadapi lelang surat utang besar, mulai dari tenor dua tahun senilai US$69 miliar, lima tahun senilai US$70 miliar, hingga tujuh tahun senilai US$44 miliar.

Situasi politik di AS turut menjadi sorotan. Potensi penutupan pemerintahan muncul apabila anggaran belum disepakati sebelum akhir bulan. Ketidakpastian ini menambah tekanan pada pasar obligasi.

Dolar AS kembali melemah setelah reli tiga sesi berturut-turut. Euro stabil di US$1,1809, sementara yen Jepang menguat tipis di 147,68 per dolar dari posisi sebelumnya.

Mata uang Swedia, krona, diperdagangkan di 9,3497 per dolar menjelang keputusan bank sentral terkait suku bunga. Pasar memperkirakan peluang sepertiga untuk adanya pemangkasan.

Di pasar energi, harga minyak dunia terkoreksi tipis. Minyak Brent turun 0,2% ke US$66,46 per barel, sementara minyak mentah AS (WTI) melemah 0,1% ke US$62,21 per barel. Kekhawatiran kelebihan pasokan lebih dominan dibanding tensi geopolitik di Rusia dan Timur Tengah.

Kombinasi euforia teknologi, arah kebijakan moneter, serta pergerakan komoditas menunjukkan pasar global berada di fase yang penuh dinamika. Investor memanfaatkan momentum ini dengan strategi yang lebih terukur.

Terkini

Harga Infinix Hadirkan Hot 60 Pro dan Note 50x 5G Terbaru

Selasa, 23 September 2025 | 16:07:53 WIB

Huawei Pura 80 Hadir dengan Kamera Ultra dan Desain Premium

Selasa, 23 September 2025 | 16:07:51 WIB

Lenovo Yoga 9i Aura Edition Lengkap dengan Stylus Canggih

Selasa, 23 September 2025 | 16:07:46 WIB