JAKARTA - Investasi di pasar modal telah lama dipandang sebagai salah satu cara paling efektif untuk mencapai kebebasan finansial. Kebebasan finansial sendiri merupakan kondisi dimana seseorang tidak lagi bergantung pada pendapatan aktif guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Dengan memiliki cukup aset yang terus berkembang, seseorang dapat menikmati kebebasan ekonomi yang diidamkan. Salah satu solusi untuk mencapai kondisi tersebut adalah melalui investasi di pasar modal yang menawarkan berbagai instrumen finansial.
Thasrif Murhadi, Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Aceh, menyoroti pentingnya investasi di pasar modal yang mencakup beragam instrumen seperti saham, obligasi, surat utang negara, reksa dana, dan Exchanged Traded Fund (ETF). Menurutnya, investasi ini memungkinkan dana berkembang seiring waktu, berkat capital gain dan dividen.
"Investasi di pasar modal memungkinkan dana berkembang seiring waktu melalui capital gain dan dividen," ungkap Thasrif dalam keterangannya.
Thasrif menekankan bahwa sejarah telah menunjukkan adanya kenaikan signifikan dalam indeks saham di bursa efek dalam jangka panjang. Meski fluktuasi pasar dalam jangka pendek tidak terhindarkan, potensi keuntungan jangka panjang diakui sangat prospektif. Selain itu, pasar modal berpotensi mengalahkan inflasi dan instrumen investasi konvensional seperti tabungan atau deposito. Sebagai ilustrasi, jika seseorang menginvestasikan Rp10 juta dalam saham dengan rata-rata pertumbuhan 10-12% per tahun, maka dalam 20 tahun nilai investasinya berpotensi lebih dari Rp96 juta berkat efek compounding.
Namun, Thasrif mengingatkan bahwa return tidaklah dijamin setiap tahun dan ada periode tertentu di mana pasar mengalami koreksi, yang dapat mempengaruhi hasil investasi. "Namun, penting untuk diingat bahwa return tidak dijamin setiap tahun, dan ada periode di mana pasar mengalami koreksi yang dapat mempengaruhi hasil investasi," ujar Thasrif.
Salah satu keunggulan dari investasi di pasar modal adalah kemampuan untuk memperoleh pendapatan pasif secara rutin. Dengan menjadi pemegang saham, investor berpotensi menerima dividen setiap tahun, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau menambah portofolio investasi. Saham juga memberikan potensi capital gain dari transaksi jual beli di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Terkait dengan obligasi, instrumen ini memberikan kupon atau bunga tetap, ideal bagi investor yang mencari hasil investasi stabil. Kupon obligasi umumnya dibayar setiap semester atau per kuartal. Sama halnya dengan saham, obligasi dapat diperjualbelikan di pasar sekunder BEI, memberikan potensi keuntungan berupa capital gain.
"Namun harus diingat, menjualbelikan saham dan obligasi sama-sama memiliki risiko capital loss, atau kerugian dalam nilai transaksi jika harga saham atau obligasi mengalami penurunan dibanding harga beli. Salah satu cara mengurangi dampak risiko adalah dengan diversifikasi portofolio investasi," Thasrif menambahkan menjelaskan tentang resiko yang ada di pasar modal.
Diversifikasi merupakan salah satu cara manajemen risiko yang efektif. Dengan adanya berbagai jenis instrumen di pasar modal, investor memiliki kesempatan untuk membagi risiko di berbagai sektor. Sebagai contoh, terdapat 943 saham yang terdaftar di BEI hingga Desember 2024. Diversifikasi portofolio memberikan eksposur terhadap berbagai sektor dan instrumen, membantu mengurangi risiko potensi kerugian besar saat satu aset mengalami penurunan.
"Filosofi investasi mengatakan, jangan menyimpan telur di dalam satu keranjang. Artinya, investor harus memiliki beberapa saham untuk mengurangi risiko turunnya harga satu atau lebih saham dalam portofolio investasi masing-masing," jelas Thasrif menggaris bawahi pentingnya diversifikasi investasi. "Diversifikasi membantu menciptakan keseimbangan risiko dan imbal hasil dalam jangka panjang," lanjutnya.
Selain saham dan obligasi, instrumen reksa dana dan ETF juga memberikan akses ke portofolio yang terdiversifikasi dan dikelola oleh profesional, yaitu manajer investasi. Manajer investasi memiliki strategi diversifikasi yang baik untuk memastikan investasi tetap tumbuh meskipun tetap memiliki risiko sesuai jenis reksa dananya. "Manajer investasi memiliki strategi diversifikasi yang baik untuk memastikan investasi tetap tumbuh meskipun tetap memiliki risiko sesuai jenis reksa dananya," kata Thasrif.
Dengan memahami manfaat dan risiko investasi di pasar modal, investor dapat membuat strategi yang optimal dalam upaya mencapai kebebasan finansial. Investasi menjadi salah satu pilar utama untuk mencapai kemandirian ekonomi yang diimpikan banyak orang. Meskipun risiko ada, dengan strategi yang tepat, pasar modal menawarkan banyak potensi keuntungan bagi para investor.