Timah Tbk

Strategi Timah Tbk Dongkrak Kinerja Tambang Meski Semester Lesu

Strategi Timah Tbk Dongkrak Kinerja Tambang Meski Semester Lesu
Strategi Timah Tbk Dongkrak Kinerja Tambang Meski Semester Lesu

JAKARTA - PT Timah Tbk. (TINS), entitas tambang milik Danantara, mencatat penurunan laba bersih sebesar 30,93% year on year (yoy) menjadi Rp300,07 miliar pada semester I/2025.

Pendapatan TINS juga mengalami penurunan 19% yoy menjadi Rp4,22 triliun dibanding Rp5,2 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan ini ditopang oleh volume produksi bijih dan logam timah perseroan yang menurun signifikan.

Sepanjang paruh pertama tahun ini, produksi bijih timah TINS tercatat 6.997 ton, turun 32% dibanding 10.279 ton pada semester I/2024. Sementara itu, produksi logam timah turun 29% yoy menjadi 6.870 ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9.675 ton.

Penjualan logam timah juga turun 28% yoy menjadi 5.983 ton dibanding 8.299 ton pada semester I/2024. Di sisi harga, TINS mencatat harga jual rata-rata logam timah US$32.816 per ton, naik 8% dibanding US$30.397 per ton pada periode sebelumnya.

EBITDA perseroan mencapai Rp838 miliar, turun 31% yoy dari Rp1,21 triliun. Penurunan kinerja tersebut dipengaruhi sejumlah kendala operasional yang dihadapi perusahaan.

Kendala Operasional dan Dampaknya

Direktur Operasi dan Produksi TINS, Nur Adi Kuncoro, menjelaskan penurunan laba terjadi karena beberapa kendala operasional utama. “Pertama, jumlah alat produksi turun signifikan, terutama dari kapal isap produksi. Kedua, intensitas cuaca cukup lebih lama dari tahun lalu.Kemudian, beberapa lokasi tidak bisa masuk, seperti lokasi di Olivier Laut Belitung, Briga di Bangka Tengah, dan Laut Rias di Bangka Selatan,” ungkapnya.

Kendala ini memengaruhi efisiensi produksi dan capaian target perusahaan pada paruh pertama. Volume produksi yang menurun berdampak langsung pada pendapatan dan EBITDA perseroan.

Meskipun demikian, TINS tetap menetapkan sasaran pokok tahun ini yang ambisius terkait produksi dan penjualan timah. Target perusahaan mencakup produksi bijih timah sebesar 21.500 ton Sn, produksi logam timah 21.545 ton, dan penjualan logam timah 19.065 ton.

Meski semester pertama lesu, manajemen TINS optimistis mampu mengejar target pada semester kedua.Perseroan menekankan bahwa strategi yang tepat dapat menahan dampak dari kondisi eksternal dan kendala operasional.

Strategi Peningkatan Kinerja Semester Kedua

TINS telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendongkrak kinerja pada paruh kedua tahun ini. “Beberapa hal program kami jalankan. Kami fokus pada pencapaian target, seperti peningkatan komitmen setiap karyawan agar tidak adanya fraud dan lain-lain,” kata Nur Adi.

Perusahaan juga membentuk tim manajemen khusus yang menangani perizinan agar proses administrasi tambang berjalan lebih cepat dan maksimal.

Selain itu, TINS mengoptimalkan tambang darat dan tambang primer, seperti di wilayah Paku, Bangka Tengah, dan Batu Besi, Belitung Timur. Perbaikan dan optimalisasi kapal isap produksi menjadi prioritas dengan target 60 unit beroperasi secara efektif.

Langkah-langkah ini bertujuan meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional perusahaan secara menyeluruh. TINS juga menekankan pentingnya koordinasi internal antara tim produksi, operasional, dan manajemen risiko.

Fokus pada efisiensi dan penguatan proses internal diharapkan mampu menahan dampak fluktuasi cuaca dan kendala lokasi. Dengan strategi ini, perusahaan menyiapkan fondasi yang kuat untuk mencapai target akhir tahun 2025.

Optimisme TINS dan Prospek Industri

Meskipun menghadapi tekanan operasional, TINS tetap optimistis terhadap prospek bisnis dan pertumbuhan industri timah. Strategi penguatan tim manajemen, optimalisasi tambang, dan pemeliharaan kapal produksi menjadi kunci untuk meningkatkan output.

Manajemen TINS yakin bahwa langkah-langkah ini akan mendukung pencapaian target produksi dan penjualan yang telah ditetapkan. Optimisme ini juga didorong oleh harga logam timah yang relatif meningkat pada semester pertama.

Dengan harga jual yang lebih tinggi, perusahaan memiliki peluang untuk memperbaiki margin keuntungan dan mengkompensasi penurunan volume produksi.

TINS memandang bahwa kombinasi strategi internal dan kondisi pasar yang menguntungkan akan memperkuat kinerja pada paruh kedua tahun ini. Selain itu, langkah-langkah pengawasan internal dan peningkatan komitmen karyawan diharapkan memperkuat tata kelola perusahaan.

Peningkatan efisiensi operasional dan penyelesaian kendala perizinan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap produktivitas dan profitabilitas.

Manajemen menegaskan bahwa fokus pada strategi ini memungkinkan TINS mempertahankan posisi sebagai salah satu entitas tambang timah terkemuka di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index